Rabu, 03 Desember 2014



Heni Purwono dari Banjarnegara Juara 1 Lomba Guru Nasional di KPK
Game edukasi karya Heni Purwono

Pendidikan antikorupsi biasanya terkesan menjadi monopoli pelajaran agama atau PPKn. Namun ternyata pelajaran sejarah pun dapat “disusupi” materi antikorupsi. Hal itu dilakukan oleh Heni Purwono, guru sejarah SMA Negeri 1 Sigaluh. Lewat model pembelajaran inovatifnya yang berjudul “Pak de Indiana Jones” (Pembelajaran Antikorupsi dengan InkuiriOjo Nganti Lemes), Heni mampu mengemas pembelajaran sejarah sarat dengan muatan antikorupsi. Model pembelajaran tersebut kemarin (2/12) diumumkan menjadi Juara 1 Lomba Inovasi Pembelajaran Antikorupsi yang digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Bersama Bambang Widjoyanto, pimpinan KPK.
Dinamis Agar Anak
Model pembelajaran tersebut membawa siswa seolah menjadi Indiana Jones, arkeolog yang gemar mencari artefak bersejarah. “Sebenarnya model pembelajaran ini sederhana, hanya memang guru harus mempersiapkan diri untuk menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan” ujar Heni.
Siswa diajak untuk mencari fosil yang menjadi bahan sumber belajar mereka di bak pasir tempat siswa biasa melakukan lompat jauh, namun mereka terlebih dahulu harus melalui jaring halang rintang tanpa menyentuh jaring tersebut. Jika siswa menyentuhnya, maka siswa harus jujur dan mengulang lagi prosesnya. “Permainan ini untuk memberikan tantangan dan permainan, karena sejatinya siswa akan sangat senang diajak bermain ketimbang belajar. Dengan permainan ini, siswa dituntut kejujurannya” terang Heni.
Setelah siswa mendapatkan fosil yang akan mereka pelajari, selanjutnya mereka akan saling berbagi informasi dengan kelompok lain yang mendapatkan fosil berbeda. Model ini, tambah Heni, mengadopsi model two stay two stray yang dikembangkan oleh Spencer Kagan. “Tujuannya agar siswa dapat mempraktikkan cara bertamu kepada kelompok lain laiknya mereka bertamu kepada tetangga” tambah Heni.
Tak hanya itu, Heni juga menggunakan apersepsi dengan menggunakan kartu tebak tanggal lahir antikebohongan dan antiketidaktelitian. “Guru sering kali langsung masuk ke dalam materi, padahal siswa belum siap dan tidak berada dalam kondisi alpha atau kondisi yang paling nyaman untuk belajar, perlu pengkondisian dengan game, brain gym, bahkan sulap. Saya melakukan itu semua di awal pembelajaran” jelas Heni.
Tanggal 9 Desember nanti, bertepatan dengan Hari Antikorupsi Internasional yang bertempat di Yogyakarta, Heni akan menerima penghargaan dari KPK, sekaligus memberikan talkshow pendidikan antikorupsi bersama Pimpinan KPK Bambang Widjojanto dan Mendikbud Anies Baswedan. ***

1 komentar:

  1. satu lagi guru berprestasi dari Banjarnegara. Siapa menyusul???

    BalasHapus