Selasa, 02 Desember 2014

Berwisata ke Dieng sambil Melihat Tari Rampak Yakso


Saat penulis menemani kru TVRI untuk peliputan di kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng Banjarnegara beberapa waktu lalu, kami mendokumentasikan Tari Rampak Yakso Pringgondani. Tari ini merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Dieng, khususnya wilayah Dieng Kolon. Kesenian tradisional tersebut bercerita tentang semangat masyarakat dalam memberantas kejahatan. Sampai akhirnya muncul sosok pahlawan atau sosok satria pringgondani yang berhasil menumpas kejahatan yang disimbolkan sebagai raksasa atau dalam bahasa jawa disebut buta.
Tari Rampak Yakso Pringgondani yang gagah dan maskulin.

    Pada dasarnya tarian ini memiliki tiga tokoh utama yaitu Gatotkaca, Hanoman, dan para buto (raksasa) yang jumlahnya cukup banyak. Gatotkaca memiliki badan yang kekar, gagah, dan perkasa dengan gerakan-gerakan yang sangat kalem (elegan). Hanoman adalah karakter kera dengan kostum putih yang terus bergerak liar kesana-kemari layaknya seekor kera. Sementara itu yang paling menonjol adalah para buto dengan kostum yang tampak mengerikan. Rambut panjang, gigi taring yang keluar, dan tatapan mata yang tajam.   Tari ini menggambarkan peperangan antara Raden Gatot Kaca yang di dampingi oleh palwangaseta (kera putih) melawan musuh dari kerajaan gilling wesi, yang di pimpin oleh prabu kalo prono dan patih sekapu. Akhirnya gatot kaca bisa menumpas prabu kalo pratono dan prajuritnya.
    Menurut sesepuh Dieng, Mbah Naryono, Tari Rampak Yakso Pringgondani sendiri juga memiliki makna khusus bagi masyarakat Dieng, yaitu upaya untuk mendapatkan keselamatan dan keberkahan kelangsungan hidup. “Selain itu, tarian ini juga menggambarkan rasa kebersamaan, serta kesetiakawanan yang didasari rasa saling membantu, menghormati sehingga tercapai kegotong-royongan hidup bersama”, ujarnya.
   Satu hal yang membuat Tari Rampak Yakso ini begitu istimewa yaitu para penarinya merupakan satu-satunya rombongan group penari yang diperbolehkan memasuki arena pemotongan rambut gimbal di Candi Arjuna setiap acara Dieng Culture Festival (DCF) atau Fstival Buday Dieng dilaksanakan. Tarian ini menambah semaraknya ritual pemotongan rambut gimbal yang diadakan setiap tahun di Dieng, Dataran Tinggi Dieng tercipta untuk menawarkan sejuta pesonanya sebagai andalan wisata Banjarnegara dan Wonosobo. Tari Rampakyakso hadir untuk menyempurnakannya. (mujipras).

2 komentar:

  1. Tari Rampak Yakso yang gagah dan maskulin ... bagi Anda yang ingin mendapatkan videonya dalam format HD, bisa hubungi penulis, gratis....

    BalasHapus